Selasa, 25 September 2012


si Penghuni Tanah yang Kaya akan Manfaat

Cacing tanah termasuk salah satu makhluk hidup penghuni tanah yang memberikan banyak manfaat bagi tatanan kehidupan manusia. Multimanfaat cacing tanah anataralain adalah dapat menyuburkan lahan pertanian, meningkatkan daya serap air permukaan, memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah, meningkatkan manfaat limbah bahan organik, bahan makanan ikan hias dan ikan kolam serta pakan ternak, umpan memancing ikan, dan sebagai bahan untuk industri obat serta industri kosmetika. Potensi multimanfaat cacing tanah ini sekarang makin ditingkatkan ke arah komersial dan finansial sebagai salah satu cabang usaha yang menguntungkan. Cacing tanah baik dibudidayakan secara intensif dengan berorientasi agribisnis.
            Dalam perkembangannya potensi sumber daya cacing tanah makin banyak diteliti dan dikembangkan ke arah penjinakan (domestikasi) sampai akhirnya ditemukan teknologi budidaya secara komersial. Saat ini potensi sumber daya cacing tanah di dunia sudah teridentifikasi dan berkalsifikasi lebih dari 1.800 jenis (spesies). Dari jumlah potensi sumber daya jenis cacing tanah tersebut, barus embilan spesies yang banyak menarik perhatian kalangan ahli pertanaian, pembudidaya cacing tanah dan para peminat bidang lainnya, misalnya peternak dan ahli pengobatan tradisional. Menilik prospek wirausaha, dapat diketahui bahwa di Indonesia usaha budidaya cacing tanah secara komersial sebagai peluang wirausaha yang menguntungkan makin banyak disosialisasikan, baik pada skala rumah tangga maupun skala besar.
            Bibit yang dibutuhkan dalam pemeliharaan cacing tanah tergantung pada tujuan pemeliharaannya. Jika tujuan pemeliharaannya untuk reproduksi, sebaiknya bibit yang digunakan sebanyak dua kilogram untuk setiap meter persegi luas permukaan media. Dengan kepadatan populasi ini memungkinkan proses perkawinan menjadi lebih tinggi dan masing-masing cacing tanah dapat menghasilkan kokon. Jika tujuan pemeliharaannya untuk penggemukan maka bibit yang digunakan hanya sebanyak satu kilogram untuk setiap meter persegi luas permukaan media. Dengan kepadatan populasi demikian, membuat cacing tanah lebih aktif dan leluasa mengkonsumsi pakan yang ada. Biasanya untuk wadah berupa kotak plastik berukuran 43 cm x 35 cm x 16 cm dapat diisi bibit sebanyak 200-250 g atau sekitar 400-500 ekor. Sementara wadah berukuran 100 cm x 100 cm x 25 cm dapat diisi sebanyak 600-800 g sekitar 800 – 1.000 ekor bibit.
            Penebaran cacing tanah ke dalam media tidak sekaligus dilakukan, tetapi harus sedikit demi sedikit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah media yang disiapkan tersebut disukai oleh cacing tanah yang akan ditebarkan. Tahapan yang dilakukan saat penebaran bibit cacing tanah yakni dengan cara mengeluarkan sebagian bibit cacing tanah dai wadah pengangkutan, kemudian dipisahkan dari medianya. Upaya agar bibit cacing tanah tersebut tidak terkena sinar matahari langsung. Tahapan selanjutnya yakni mengambil beberapa ekor bibit dan meletakkan di atas media yang sudah disiapkan, lalu mengamati beberapa saat bibit cacing tersebut. Agar diperoleh hasil panen secara kontinue beberapa minggu sekali, penebaran bibit harus dilakukan dengan cara bibit dipindahkan setelah menghasilkan kokon. Cara ini pun dapat dihasilkan cacing dengan bibot dan besar yang hampir seragam. Bila bibit dibiarkan terus dalam wadah pemeliharaan, setiap 2-3 minggu bibit akan menghasilkan kokon sehingga hasil panen tidak seragam. Pengaturan penebaran bibit dilakukakan dengan cara sebagai berikut: bibit yang sudah ditebarkan selama 2-3 minggu dikeluarkan dari wadah dan dipindahkan ke wadah lain yang berisi media baru. Bibit dipelihara hingga 2-3 minggu kemudian dan dipindahkan lagi ke wadah lain dengan media yang baru. Dengan demikian seterusnya, cacing yang diproduksi dari penebaran bibit tersebut pada saat pertama kali sudah dapat dipanen. Bahkan, dapat dijadikan bibit. Hasil yang besar tergantung dari media, pakan, serta ketelitian dalam proses pemeliharaan.
            Metode pemberian dan jenis pakan yang tepat merupakan kunci sukses dalam beternakn cacing tanah. Sebenarnya tidak ada formulasi khusus dari pakan yang harus digunakan untuk beternak cacing tanah. Semua peternak cacing tanah dapat mengembangkan motode dan pakan unggulannya masing-masing sehingga menjadi sangat bervariasi sesuai pengalaman masing-masing. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan ini antara lain ialah bahan tertentu yang dapat mengeluarkan gas harus dibusukkan terlebih dahulu sebelum dijadikan pakan, cacing tanah tidak memiliki gigi sehingga bahan pakannya harus berbentuk bubur dengan kandungan bahan padat 20% dan air 75%, cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga pakan harus diberi penutup, dalam waktu 24 jam cacing tanah dapat menghabiskan makanannya sebanyak bobot tubuhnya. Metode pemberian pakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pengalaman peternak dan tujuan pemeliharaannya.
            Perawatan media bertujuan agar kondisi media selalu sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan cacing tanah. Kegiatan perawatan media ini meliputi pengadukan, penyiraman, pengukuran suhu dan pH, serta penggantian media. Hama atau musuh cacing tanah yang biasanya dijumpai adalah lintas, kumbang, semut merah, binatang pengerta, kutu, kaki seribu dan orong-orong.
            Masa pemeliharaan cacing tanah sekitar 4 bulan. Artinya, setelah 4 bulan penebaran bibit, cacing tanah siap dipanen. Pemanenan cacing tanah tidak sulit. Namun, kalau tidak mngikuti kriteria panennya, kualitasnya akan jelek. Bahkan, cacing akan mati. Bila demikian, hasil panennya akan sulit dipasarkan. Hasil yang dapat dipanen dalam budidaya cacing tanah ini adalah cacing tanah dan media bekas pemeliharaan cacing (kascing). Teknis pemanenan dibedakan menjadi dua cara yaitu panen untuk mendapatkan bibit dan panen untuk pakan ternak dan ikan. Adapun cara panen cacing tanah untuk bibit yakni dengan menyiapkan wadah pemeliharaan yang diperkirakan sudah siap dipanen untuk dijadikan bibit; selain itu, menyiapkan wadah yang akan digunakan sebagai penampung bibit cacing tanah yang akan dipanen. Memasukkan sedikit media yang sedang digunakan ke dalam wadah penampung. Kemudian memanen bibit cacing tanah yang ada dalam wadah pemeliharaan dengan cara membolak-balikkan media sehingga cacing tanah akan tampak. Cara memanen untuk pakan ternak dan ikan ialah dengan membersihkan lantai atau tempat yang digunakan. Menyiapkan wadah untuk menampung cacing tanah berupa karung tepung, kaleng dan sebagainya. Media pemeliharaan yang berisi cacing tanah ditumpahkan ke atas lantai. Gemburkan media sambil dibentuk mejadi kerucut, kemudian mengeluarkan media sedikit demi sedikit mulai dari atas gundukan berbentuk kerucut media tersebut. Namun, pastikan media yang dikeluarkan tersebut tidak disertai cacing tanah yang berukuran kecil. Masukkan segera cacing tanah tersebut ke dalam wadah penampung. Cacing tanah dapat dipasarkan dalam bentuk segar namun bisa juga dalam bentuk tepung, jika akan dipasarkan bentuk segar maka pada saat pengangkutan cacing tanah harus dalam kondisi tetap segar dengan cara memasukkan sedikit media ke dalam wadah penampung yang dapat terbuat dari karung tepung terigu, namun pemasaran dalam bentuk tepung akan lebih mudah dikemas dan dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama, bahan yang digunakan untuk pengemasannya menggunakan bahan kemasan yang kedap udara. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanannya tidak boleh disimpan ditempat lembap dan tidak tercemar bakteri atau binatang pengurai karena tepung cacing yang tercemar bakteri akan berbau tengik. Selain itu, tempat penyimpanannya harus aman dari gangguan hama, terutama tikus yang dapat menyelinap diantara karung dan merusak karung serta memakan tepung cacing.
            Manfaat yang dapat diperoleh dari cacing tanah selain digunakan sebagai pakan ikan, pakan burung berkicau, pakan ternak dan penyubur tanah, juga dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Beberapa manfaat cacing tanah untuk kesehatan adalah cacing tanah sebagai antipiretik atau penghilang demam, obat diare dan pelancar aliran darah, obat stroke dan hipertensi, serta bahan kosmetik modern. Pemanfaatan cacing tanah untuk obat tradisional caranya, ambil beberapa ekor cacing tanah, bersihkan dari tanah dan lumpur kemudian belah tubuhnya menggunakan pisau tajam untuk membuang isi perutnya, cuci dengan air sampai bersih lalu jemur hingga kering dan ditumbuk halus, seduh dengan air panas untuk menghilangkan kuman yang tersisa dengan cacing, lalu biarkan hingga dingin dan campurkan dengan sedikit madu, minum dua kali sehari yakni pada pagi dan malam hari.
      Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa budidaya cacing tanah merupakan suatu prospek pengembangan usaha yang dapat menambah pendapatan bahkan mampu menjadi usaha utama bagi peternaknya. Pemeliharaan yang mudah serta tidak memerlukan biaya yang tinggi ini cocok untuk pemula dibidang usaha peternakan. Hasil yang diperoleh dari produk cacing tanah ini pun mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan dapat digunakan senagai obat tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Khairul S.Pi., Msi., Khairuman SP. 2009. Mengeruk Untung dari Beternak Cacing. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Palungkun, Rony. 2010. Usaha Ternak Cacing Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

jenis Keju

keju Cheddar. merupakan salah satu jenis keju keras yang mempunyai standar kadar air 39% dan kadar lemak 30%. 

keju Romano: termasuk kategori firm to hard cheese, dengan standar kadar air sebesar 34% dan lemak 25%.

fresh-cheese: ada 4 macam keju segar dengan bahan pengumpal asam, yaitu 
cottage Blanco, 


cottage cheese, 


baker's cheese,

cream cheese


sumber: Legowo, M.A. 2009

apa itu KEFIR?



Kefir adalah minuman yang terbuat dari susu dengan proses fermentasi, konsistensinya sama dengan buttermilk hanya curdnya cair tidak seperti yogurt yang kental dan bisa disendoki. kefir berisi mikroorganisme yang membantu menyeimbangkan ekosistem dalam tubuh setelah pengobatan dengan antibiotik. kefir lebih bergizi dan mempunyai efek pengobatan dibanding yoghurt, mengandung protein yang komplit, esensial mineral dan vitamin B lengkap. Kefir berasal dari daerah Pegunungan kaukus. Orang-orang dipegunungan tersebut berumur panjang, kesehatan baik, diketahui hanya mempunyai sedikit penyakit. Asal mula nama kefir adalah kephir, keyfr, kewra, talai, mudu kekiya yang memiliki arti keadaan atau kondisi baik.

sumber: Legowo. M,A. 2009