Senin, 24 September 2012



 Si Lambat nan Kaya Protein

Dewasa ini, bekicot yang mempunyai nama latin Achantina fulica hewan berasal dari Afrika Timur yang tergolong dalam famili Achatinidae banyak dilirik sebagai peluang usaha karena banyak diminati dan  harganya yang cukup tinggi di pasar internasional, bekicot yang umum diternakkan adalah jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 31 tahun 1995 tanggal 23 Mei 1995, yang menyatakan bahwa Daftar bidang usaha yang dicadangkan untuk industri/usaha kecil atau industri/usaha kecil bekerjasama dengan pengusaha menengah atau besar, salah satu diantaranya adalah budidaya bekicot. Di Indonesia belum banyak orang yang menyadari bahwa bekicot mempunyai segudang manfaat, disamping hanya sebagai hama tanaman, bekicot juga bisa menjadi bahan pakan untuk ternak, seperti lele dumbo, bahkan masyarakat tradisional sering memanfaatkan bekicot sebagai obat. Bahan yang mempunyai daya penyembuh yang diekstraksi dari daging bekicot disebut “Ishimoto negligin”. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain asma, sakit ginjal, TBC, anemia, diabetes, sembelit dan mencegah influenza.Pemeliharaan bekicot sangatlah mudah, dan tingkat keberhasilannya tergantung pada cara perawatan serta pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi penjagaan kelembaban lingkungan, mempertahankan kondisi lingkungan (yang lembab), pemberian pakan yang bermutu secara teratur, menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain, serta menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal pemeliharaan. Berdasarkan hasil penelitian bekicot muda, yang berumur 8 bulan menghasilkan telur 100-300butir. Pada umur 9 bulan 300 butir, setelah mencapai umur 12 bulan, bekicot dapat bertelur 400-500 butir. Umur telur bekicot sejak dikeluarkan oleh induknya tergantung pada kelembaban lingkungannya. Bila kelembaban lingkungan yang diperlukan cukup memadai telur bekicot akan menetas setelah berumur 90 hari. Tetapi, bila kelembaban lingkungan kurang cocok (kering) telur bekicot baru akan menetas 33 hari. Setelah telur menetas anak bekicot tumbuh dengan cepat. Mula-mula cangkang anak bekicot berwarna putih susu berbintik-bintik. Setelah umur 3-4 minggu warna cangkang berubah menjadi garis2 gelap.Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit, pemeliharaannya bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar, bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang, meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Tempat pemeliharaan bekicot harus pada tempat yang lembab dan teduh. Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya karena merupakan sumber protein yang mempunyai mutu tinggi dengan kandungan asam amino essensialnya, yang bermanfaat untuk kesehatan. Protein yang terkandung dalam bekicot cukup besar, sekitar 12% untuk setiap 100 gr dagingnya. Kandungan lain yang terdapat dalam bekicot antara lain lemak, hidrat arang, kalsium, phosphor, serta vitamin B2. Pengolahan daging bekicot dapat dijadikan sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Di samping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu. Di samping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur serta digunakan untuk hiasan.Setelah dilakukan penangkapan dan pengumpulan bekicot kemudian dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Lalu dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Lendir yang terdapat pada bekicot dapat mempercepat penyebuhan luka, gatal-gatal, maupun untuk sakit gigi.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa budidaya bekicot merupakan suatu prospek pengembangan usaha yang dapat menambah pendapatan bahkan mampu menjadi usaha utama bagi peternaknya. Pemeliharaan yang mudah serta tidak memerlukan biaya yang tinggi ini cocok untuk pemula dibidang usaha peternakan. Hasil yang diperoleh dari produk bekicot ini pun mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKAKusnin Asa. 1984. Budidaya Bekicot. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.Naryo Sadhori S. 1997. Teknik Budidaya Bekicot. Balai Pustaka. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar