Si Lambat nan Kaya Protein
Dewasa
ini, bekicot yang mempunyai nama latin Achantina
fulica hewan berasal dari Afrika Timur yang tergolong dalam famili Achatinidae banyak dilirik sebagai peluang usaha
karena banyak diminati dan harganya yang
cukup tinggi di pasar internasional,
bekicot yang umum diternakkan adalah jenis Achatina
fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak
mengandung daging. Berdasarkan keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 31 tahun 1995 tanggal 23 Mei 1995, yang menyatakan bahwa Daftar
bidang usaha yang dicadangkan untuk industri/usaha
kecil atau industri/usaha
kecil bekerjasama dengan pengusaha menengah atau besar,
salah satu diantaranya adalah budidaya bekicot. Di Indonesia belum banyak orang yang
menyadari bahwa bekicot mempunyai
segudang manfaat, disamping hanya sebagai hama tanaman, bekicot juga bisa
menjadi bahan pakan untuk ternak, seperti lele dumbo, bahkan masyarakat
tradisional sering memanfaatkan bekicot sebagai obat. Bahan
yang mempunyai daya penyembuh yang diekstraksi dari daging bekicot disebut
“Ishimoto negligin”. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain asma, sakit
ginjal, TBC, anemia, diabetes,
sembelit dan mencegah influenza.Pemeliharaan
bekicot sangatlah mudah, dan tingkat keberhasilannya tergantung pada cara
perawatan serta
pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam
budidaya bekicot diantaranya meliputi penjagaan kelembaban lingkungan,
mempertahankan kondisi lingkungan (yang lembab), pemberian pakan yang bermutu
secara teratur, menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain, serta menjaga
agar bekicot tidak keluar
dari areal pemeliharaan. Berdasarkan
hasil penelitian bekicot muda, yang berumur 8 bulan menghasilkan telur
100-300butir. Pada umur 9 bulan 300 butir,
setelah mencapai umur 12 bulan, bekicot dapat
bertelur 400-500 butir. Umur telur bekicot sejak dikeluarkan oleh induknya
tergantung pada kelembaban lingkungannya. Bila kelembaban
lingkungan yang diperlukan cukup memadai telur bekicot akan menetas setelah
berumur 90 hari. Tetapi, bila kelembaban lingkungan kurang cocok (kering) telur bekicot
baru akan menetas 33 hari. Setelah telur menetas anak bekicot tumbuh dengan
cepat. Mula-mula
cangkang anak bekicot berwarna
putih susu berbintik-bintik. Setelah umur 3-4 minggu warna cangkang berubah
menjadi garis2 gelap.Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu
sulit, pemeliharaannya bisa
dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari
yang besar, bisa
juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam
satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah
resikonya harus dibuat beberapa kandang,
meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus
tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya
secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk
memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya
apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan
anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun
dan sedikit zat kapur. Tempat pemeliharaan
bekicot harus pada tempat yang lembab dan teduh. Dengan
pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara
fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 cm, maka bekicot telah
siap untuk diambil dagingnya. Hasil
utama dari ternak bekicot adalah dagingnya
karena merupakan
sumber protein yang mempunyai mutu tinggi dengan kandungan asam amino essensialnya,
yang bermanfaat untuk kesehatan. Protein yang terkandung dalam bekicot cukup
besar, sekitar 12% untuk setiap 100 gr dagingnya. Kandungan lain yang terdapat
dalam bekicot antara lain lemak, hidrat arang, kalsium, phosphor, serta vitamin
B2. Pengolahan daging bekicot dapat dijadikan sate,
keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk
kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Di samping itu daging dari
bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan
terlebih dahulu. Di samping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku
untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan
makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang
mengandung zat kapur serta digunakan
untuk hiasan.Setelah dilakukan penangkapan dan
pengumpulan bekicot kemudian dilakukan penyortiran dengan jalan membuang
bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Lalu dilakukan penggaraman,
dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk
rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir
sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan
air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin,
baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian
perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan
untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Lendir yang terdapat pada bekicot
dapat mempercepat penyebuhan luka, gatal-gatal, maupun untuk sakit gigi.Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa budidaya bekicot merupakan suatu prospek pengembangan usaha
yang dapat menambah pendapatan bahkan mampu menjadi usaha utama bagi peternaknya.
Pemeliharaan yang mudah serta tidak memerlukan biaya yang tinggi ini cocok
untuk pemula dibidang usaha peternakan. Hasil yang diperoleh dari produk
bekicot ini pun mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKAKusnin Asa. 1984. Budidaya Bekicot.
Bhratara Karya Aksara. Jakarta.Naryo Sadhori S. 1997. Teknik Budidaya
Bekicot. Balai Pustaka. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar